hari ini aku merasakan kegelisahan yang sebenarnya udah lama terasa. kemarin-kemarin kegelisahan itu masih bisa aku simpan. tapi hari ini, kegelisahan itu semakin memuncak dan harus ku keluarkan sedikit demi sedikit. biarlah ini menjadi catatan pribadiku.
bangsa ini besar, bangsa ini penuh keanekaragaman, bangsa ini kaya, dan bangsa ini ramah. kalimat-kalimat positif itu sering ku dengar ketika kecil, tiada isu politik ataupun hukum yang menyelimutinya. otomatislah timbul rasa kebanggaan akan bangsaku yang tercinta ini.
namun, semakin kesini, semakin ku rasakan bagaimana sebenarnya bangsa ini rapuh, penuh dengan kelompok oportunis, bersatu walau dalam kenyataannya mudah terpecah. realitas yang tidak ku temui dahulu. apakah kebanggaan akan bangsa ini harus ku kubur dalam-dalam?
aku pun mendengar banyak hal tentang kesuksesan diluar sana, pada bangsa lain. mereka begitu gagahnya berkarya dan menunjukan kedigdayaan mereka. tapi apakah itu harus membuat aku malu akan bangsaku sendiri?
semakin hari, aku menemukan banyak realitas bangsa ini yang memuakan. peran yang ku pilih hari ini telah membuka lebar sisi kelam bangsa ini. sebut saja para penegak hukum yang dipenuhi oknum korup haus harta kekayaan dan kekuasaan. sebut lagi, para raja daerah yang tidak segan-segan memeras sumber daya daerah yang melimpah. belum lagi oknum yang menghancurkan secara sistematis dunia sepakbola favorit ku.
mengapa sekarang aku harus tahu semuanya? kenapa tidak seperti dahulu saja? yang aku tau bangsa ini hanya kelebihannya saja, tanpa tahu keburukan membuat aku hidup penuh kesenangan.
sulit menerima ketika tahu bagaimana mereka menghancurkan kebangaanku terhadap bangsa ini. sulit ku membayangkan berapa banyak saudaraku yang menjadi korban keangkuhan mereka. sampai mudah di negeri ini untuk menceari mereka yang sengsara, tak punya apa-apa dan siapa-siapa.
tapi ku sadar, tidak banyak yang merasakan hal yang sama seperti ku. tidak banyak dari mereka yang meperhatikan hal-hal tersebut. mungkin tahu tapi memang malas untuk dibahas, buang waktu untuk hanya menggerutu.
itulah jawaban yang selalu ku pakai dari semua pertanyaanku. aku terlanjur cinta dan bangga akan bangsa ini, dan kemautahuanku inipun berasal dari rasa cinta dan bangga itu. kini memang sudah tidak saatnya mengeluh dan melihat apa yang telah aku dapatkan, tapi apa yang sudah aku berikan. menatap masa depan adalah satu hal yang menginspirasi, tidak ada waktu yang berulang, bahkan detik jam pun terus bertambah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar