2016/08/03

SAYA (HARUS) MELANGKAH (WALAU) TANPA KALIAN

Mengajar sudah menjadi kenikmatan tersendiri bagi Saya. Mengajar melengkapi siklus aktivitas yang menjadi keseharian Saya, yaitu membaca, meneliti, menulis, dan akhirnya mengajar. Setelah itu kembali lagi membaca, dan begitu seterusnya. Mengajar menjadi jembatan penting karena merupakan proses berbagi, yang akan menguatkan pemahaman sekaligus terus menguji apa yang sudah didapatkan.

Sudah menjadi cita-cita bagi Saya, pasca kelulusan dari program sarjana, untuk mengabdi sebagai pengajar di Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Mimpi ini tentu bukan hanya milik saya, tetapi masih banyak orang diluar sana memiliki harapan yang sama. Mimpi yang ternyata tidak langsung terkabul kala itu, tetapi harus menunggu sampai 4 tahun, sampai kesempatan menghampiri mendekat.

Akhirnya mimpi itu terwujud di tempat yang memang menjadi impian sejak awal, Bidang Studi Hukum Tata Negara FHUI. Pengalaman luar biasa saya rasakan hari demi hari, sampai titik ini, ditahun keempat saya mengabdi.

Awalnya tidak ada yang mampu mengalahkan semangat dan loyalitas ini. Tidak hanya mengajar, tetapi juga tumbuh bersama dengan suatu lembaga riset yang sempat mati suri, dan kami bangunkan untuk mengaum kembali.

Empat tahun berjalan, ternyata banyak mengundang perubahan. Semangat dan loyalitas tidak lantas menghilangkan hambatan. Sampai pada satu titik dimana pilihan-pilihan untuk bersikap realistis hadir. Bukan hanya itu, masa bakti empat tahun ternyata tidak membuat perubahan apapun terhadap status atau pengakuan. Mungkin kampus ini memang sudah besar dengan namanya, dan tentu potensi terbaik dan paling menguntungkan yang dicari, dan ternyata itu bukan Saya.

Saya sadar masih banyak kesempatan diluar sana yang layak untuk diperjuangkan dibanding menunggu dan menunggu, hanya menambah waktu masa antrian, yang sudah berjalan empat tahun. Posisi ini pun sudah selayaknya disematkan kepada orang lain yang masih potensial, menguntungkan, dan tentu punya kesabaran lebih dalam menunggu.

Pilihan harus segera djatuhkan. Mungkin langkah ini bermakna mengubur mimpi, tetapi bukan mengubur masa depan. Seakan meninggalkan, padahal hanya reposisi peran dan tanggungjawab. Keputusan ini bukan mematikan cahaya silaturahim, tetapi justru menguji agar persaudaraan menjadi jauh lebih kokoh.


Terima kasih kepada para dosen dan sejawat atas kebersamaan dan perjuangan bersama. Saya harus melangkah, walau tanpa kalian.

2015/02/13

Victory of The Truth

13 Februari 2015, satu lagi amanat tersemat dipundak. Seorang bayi laki2 lahir dari rahim istriku. Seorang anak yg berani berteriak dalam dunia yg baru dipijaknya. Namun tetap mampu tenang kala mendengar kalimat Allah dikumandangkan ditelinganya.

Tidak bisa disembunyikan, dialah harapanku, dialah masa depanku. Bukan karena dia darah dagingku, tapi kelak dia akan menjadi putra tertua dalam keluarga, persis seperti aku yg sudah merasakan tanggungjawab yg itu.

Kehadirannya adalah harapan. Oleh karena itu kusematkan dengan Bismillah nama yg juga mewakili harapanku saat ini. Fathan Ulhaq Nursyamsi, nama itu yg kuamatkan padanya. Fathan berarti kemenangan dan Ulhaq bermakna kebenaran. Sedangkan Nursyamsi adalah namaku, yang juga mencerminkan awal kehadirannya dibawah sinar matahari diawal hari.

Tidak ingin berlebihan, hanya ingin menumpahkan beribu doa akan kesehatan, keselamatan, keimanan, dan keberkahan akan kehadiranmu putraku, Fathan Ulhaq Nursyamsi!

2012/12/05

BERDIRI DENGAN SATU KAKI [BAG I: LEMBARAN BARU]

Sepuluh tahun lalu, kecelakaan motor menimpa saya. Kecelakaan yang memaksa saya hidup dengan satu kaki sampai sekarang. Kaki kanan saya terpaksa dimakamkan terlebih dahulu daripada tubuh saya yang lainnya. Kehidupan saya berubah drastis, lembaran baru hidup pun dimulai.

Pada saat kecelakaan tersebut, saya masih berumur 16 tahun, dan masih duduk di kelas 1 SMA. Kehidupan saya penuh dengan aktivitas saat itu. Waktu saya lebih banyak diluar rumah, tidak hanya kegiatan di sekolah, belajar atau OSIS, tetapi saya juga suka jalan-jalan dengan motor. Suka tantangan, bahkan cenderung nekad, adalah gambaran kehidupan saya sebelum kecelakaan hadir.

Hari itu saya baru saja pulang dari Jakarta untuk bertemu dengan seorang pengelola Event Organizer, membicarakan Pentas Seni yang akan diadakan oleh SMA saya. Sesampainya di Bogor, saya harus terlebih dahulu ke sekolah untuk mengambil motor. Motor pun saya ambil dan langsung bergegas pulang. Sudah menjadi kebiasaan bagi saya membawa motor dengan kecepatan tinggi. Namun saat itu tidak terfikir untuk ngebut, mungkin karena merasa badan sudah lelah beraktifitas seharian.

Saya menikmati perjalanan dengan hembusan angin malam yang sejuk di Kota Bogor. Saya perhatikan suasana disekitar jalan yang saya lewati, sangat sepi saat itu. Sampai saya pada satu jalan menurun, yang hanya terdiri dari dua jalur, masing-masing jalur dengan arah berlawanan. Pada saat itu angkot dedapn saya berhenti mendadak, seperti biasa Ia akan menurunkan penumpang. Dengan refleks saya membelokan motor menyusul angkot ke arah kanan dengan kecepatan motor yang rendah. Namun tiba-tiba dari lawan arah ada mobil menyusul mobil lain dengan mengambil jalur yang saya gunakan. Tabrakan pun tidak terhindarkan, dan saya pun kehilangan kesadaran.

Tidak lama saya sadar dalam keadaan terduduk di tengah jalan. Saya perhatikan tangan dan badan tidak ada luka yang berarti. Namun ketika melihat bagian kaki, sepertinya ada masalah besar disana. Saya perhatikan bagian lutut menghadap ke kiri, tetapi telapak kaki saya tergeletak di jalan ke arah kanan. Saya pun melihat di bagian paha ada jejak ban mobil. Dari tanda-tanda itu say ameyakini bahwa saya sudah ditabrak dan dilindas oleh mobil yang tadi ada dihadapan saya.

Saya pun meminta tolong kepada mobil yang lewat, tetapi ada dua angkot yang tidak mau berhenti. Sampai akhirnya tidak lama ada mobil yang berhenti menolong saya. Kebetulan dalam mobil itu ada banyak orang, sehingga saya pun diangkut ke mobil, dan segera dilarikan ke rumah sakit. Proses pengangkatan menjadi bagian yang sulit, karena ternyata kaki saya mengalami banyak patahan. Namun patahan itu terjadi di dalam kulit kaki saya, sehingga tidak ada darah sedikit pun yang keluar.

Sesampai di rumah sakit, celana sebelah kanan saya digunting paksa, dan kaki saya di gips dnegan terlebih dahulu ditarik untuk meluruskan patahan. AllahuAkbar! sakit luar biasa saat itu! Seiring dengan proses pertolongan, orang-orang yang membantu saya menanyakan apakah ada alamat atau no telpon yang bisa dihubungi dari pihak keluarga atau tidak. Saya yang masih shock mencoba menenangkan diri dan menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. Alhamdulillah saya masih diberikan kesadaran dan kemampuan untuk bisa menjawabnya. Tidak lama berselang orang tua saya pun sampai dan raut muka khawatir.

Bersambung...

*cerita ini saya dedikasikan untuk mereka yang sedang berjuang melawan rasa takut. Percayalah bahwa kesulitan yang dihadapi saat ini adalah ujian keberhasilan di masa depan, dan tidak akan ada ujian yang melampaui kemampuan seseorang. Jadi semangatlah, teruslah berjuang, tatap masa depan yang gemilang!

2012/11/25

BELAJAR JUALAN

Udah tiga bulan terakhir ini gw menekuni bisnis Jersey (baju bola). Awalnya Adi (adek gw) yang ngenalin sama barang itu. Dia nawarin buat beli Jersey, yang waktu itu gw beli jersey Liverpool Home. Liat harganya gw pikir masih mahal banget, dan penasaran cari-cari barang yang lebih murah, ternyata banyak di internet, terutama Kaskus. Dari situ gw (dan adek gw) coba pelan-pelan cari peluang bisnis untuk coba gw manfaatkan.

Ga kerasa memang ternyata sudah lebih dari tiga bulan proses bisnis jersey gw berjalan. Seru, karena memang gw suka sama barangnya. Gw suka liat-liat jersey klub-klub eropa. Selain itu, kalo ada yang suka sama barang kita, dan akhirnya beli, rasanya tuh puas banget. Walhasil sampai sekarang udah 200 jersey gw pasarkan, dan sudah laku 2/3 nya. Alhamdulillah!

Gw jual online aja. Pernah sih bikin lapak gitu pake mobil, cuma karena proses perizinan dan pungli yang marak, gw males juga. Jadi akhirnya untuk menghemat waktu dan tenaga gw jualan dengan modal jaringan dekat dan online. Dari situ gw banyak dapet kenalan baru, bahkan ga cuma dari pulau jawa aja. Faktor ini yang membuat gw lebih cinta sama bisnis tersebut.

Temen kantor gw juga banyak yang suka bola, atau sekedar suka sama model jerseynya aja. Bahlan beberapa diantaranya udah ada yang jadi reseller untuk lingkungan sekitarnya. Gw sih ga ambil untung banyak-banyak, karena gw pengen ngasih kesempatan juga buat yang lain untuk bareng-bareng jualan. Alhamdulillah ada yang bisa mendapat keuntungan dan kebahagiaan dari aktivitas tambahan gw ini.

Cuma memang bisnis itu ga senengnya aja, ada juga capek, kesel, bahkan marah. Kaya yang gw alami beberapa waktu lalu. Ada temen yang nanyain harga Jersey, gw jawab 150 ribu, tapi respon orang "Ah ini mah ceban aja!" sambil banting barang, dan pergi aja gitu. Gw cuma bales dengan bilang "yaudah ga apa-apa kalo ga mau", dan lanjut lagi melaksanakan aktifitas lain buat menutup emosi.

Cerita diatas cuma satu contoh aja, ga enaknya jualan. Cuma lagi-lagi itu bagian dari keseluruhan proses yang lebih banyak seneng dan puasnya. Cobaan itu biasa, justru yang akan semakin bikin bisnis ini kuat. Tau gimana cara menghadapi orang, tau gimana harus memposisikan diri, dan tau apa yang harus dilakukan dalam kondisi-kondisi tertentu.

Gw harus banyak bersyukur dengan apa yang udah didapet, bukan cuma perkara profitnya, tapi belajar menjadi manusia sebagai makhluk sosial itu kayanya jauh lebih penting. Alhamdulillah!

2012/06/12

Inginku

Lelah karena bekerja
menjalankan amanah dan mencari ridho-Nya
tapi inginku tak begini
kembali larut tiap hari

ku masih ingin lihat mereka
becanda antusias saat jumpa
tidak kemudian bertambah lemas
ketika melihat mereka sudah tidur pulas

"Bagi Waktu!" seruku menyala
tapi tidak semudah itu ternyata
selalu ku berusaha cepat pulang
tapi tak jarang ada saja penghalang

sekarang ku selalu berdoa
semoga ini memang jalan-Nya
semoga Allah SWT selalu menjaga
dua bidadariku tercinta

Sikap

Tidak jarang ku berpikir
Apakah yang sudah ku ukir
Dijalan yang tidak mulus
Bahkan penuh pedang yang siap menghunus

Ku bukan orang kebanyakan
Jalan ini jarang uang mengindahkan
kami lebih dihargai oleh mereka
yang justru tidak lahir di negeri tercinta

kami berjalan dengan hati dan fikiran
menghindari segala perang kepentingan
itulah yang membuat kami dapat bersikap
tak terjebak kepada uang sang perangkap

2012/06/11

TULISAN AKHIR MASA JABATAN BPM FHUI 2008-2009


Ga sengaja lagi rapihin file di laptop nemuin satu tulisan yang gw buat sendiri diakhir masa jabatan sebagai Ketua BPM FHUI 2008-2009. Satu masa yang memang ga akan bisa dilupakan, dan akan jadi pengalaman sekaligus cerita di masa depan. Ga ada salahnya kalo tulisan ini gw pajang di blog, biar bisa jadi inspirasi juga buat para pembaca sekalian.
selamat menikmati :)
_________________________________________
Hampir genap sembilan bulan, masa kepengurusan Badan Perwakilan Mahasisiwa Fakultas Hukum Universitas Indonesia (BPM FHUI) Periode 2008-2009 akan segera berakhir. Banyak hal yang telah terjadi selama masa kepengurusan tersebut, kejadian-kejadian yang panuh dengan kenangan dan pengalaman. Diawali dengan rapat pleno internal; yang merumuskan struktur organisasi, AD/ART, visi, misi, dan program kerja bersama; BPM FHUI Periode 2008-2009 mulai menjalankan amanahnya sedikit demi sedikit.
Saya adalah mahasiswa FHUI yang sebelumnya pernah pula menjabat sebagai pengurus BPM FHUI Periode 2006-2007. Bila boleh Saya bandingkan, masa kepengurusan 2008-2009 adalah masa yang lebih sulit bagi dunia kemhasiswaan dibanding dengan masa-masa sebelumnya. Dalam masa kepengurusan ini ada beberapa hal baru yang terjadi, setidaknya selama Saya berkuliah di FHUI ini.
Advokasi Evaluasi Hasil Belajar
Ujian pertama yang dihadapi adalah saat melakukan advokasi terhadap mahasiswa yang terkena evaluasi hasil belajar. Dalam advokasi ini BPM FHUI dibantu oleh Departemen Advokasi BEM FHUI. Dalam evaluasi hasil belajar tahun 2008, tidak lagi mengenal adanya surat perjanjian. Surat ini adalah kesepakatan antara Dekanat dengan mahasiswa, yang sks-nya kurang 1 sampai 3 SKS dari batas minimal SKS yang harus diperoleh. Surat Perjanjian itu menyatakan bahwa apabila mahasiswa bersangkutan mengalami hal yang sama diperiode berikutnya, maka akan langsung terkena Evaluasi atau Drop Out.
Dalam kondisi tersebut, Kami menyadari bahwa akan sulit menolong mahasiswa yang terancam evaluasi. Padahal tidak semua mahasiswa tersebut secara sengaja berprestasi buruk, karena ada juga yang masih memiliki semangat untuk melakukan perbaikan. Oleh karena itu Kami memilih untuk memperjaungkan kembali adanya kebijakan Surat Perjanjian itu. Walhasil, dengan lobi yang intensif dengan pihak Dekanat (terutama Manager Pendidikan FHUI), mekanisme surat perjanjian masih bisa dilakukan, walaupun dengan syarat yang lebih ketat, dan berhasil menyelamatkan tiga orang mahasiswa.
Pemilihan Dekan FHUI 2008-2012
Dalam masa kepengurusan ini bertepatan juga dengan Pemilihan Dekan FHUI Periode 2008-2012. Pemilihan Dekan ini sangat penting bagi dunia kemahasiswaan, karena siapapun yang terpilih sebagai Dekan FHUI merupakan pemegang kebijakan tertinggi di wilayah Fakultas, dan akan banyak menentukan kebijakan terkait dengan kemahasiswaan. Selain itu, pemilihan dekan ini juga merupakan pengalaman pertama bagi kami, Mahasiswa angkatan 2005-2008. Mengingat pentingnya kegiatan tersebut, BPM FHUI mendorong untuk adanya dialog langsung antar para Calon Dekan dengan mahasiswa terkait dengan apa yang menjadi aspirasi dari mahasiswa.
Pada awalnya usulan tersebut tidak diakomodasi oleh Panitia Seleksi Calon Dekan (PSCD), namun dengan lobi dan pendekatan yang intensif, Kami berhasil membuat satu acara dimana para Calon Dekan memaparkan program-programnya dihadapan mahasiswa dan civitas akademika yang lain. Selain itu, Kami pun mengusulkan untuk mengadakan polling kepada mahasiswa terkait dengan kriteria Dekan idaman mahasiswa, dan rencana tersebut disetujui oleh (PSCD) dan BPM FHUI bekerja sama dengan LK2 FHUI untuk mengolah polling tersebut. Hasil polling telah diberikan kepada PSCD untuk dijadikan pertimbangan dalam menentukan tiga besar Calon Dekan FHUI, yang selanjutnya diputuskan salah satunya sebagai Dekan FHUI terpilih oleh Rektor UI.
Isu-isu Besar dalam Lingkup Universitas
Selain itu, Kami juga menghadapi isu-isu besar dalam lingkup Universitas, yang tentunya terkait langsung dengan mahasiswa. Isu-isu besar itu adalah Ujian Masuk Bersama (UMB), Biaya Operasional Pendidikan Berkeadilan (BOP-B), dan Beasiswa Seribu Anak Bangsa (BSAB). Isu-isu tersebut adalah kebijakan baru yang ditelurkan oleh Rektor, Prof. Gumilar.
Masa kepengurusan BPM FHUI Periode 2008-2009 dimulai ketika ujian UMB telah dilaksanakan, sehingga Kami memilih untuk melakuakan evaluasi dan pengawalan terhadap hasil UMB dan pelaksanaan dari BOP-B dan BSAB. Untuk hal tersebut, BPM FHUI turut aktif dalam forum-forum UI yang membahas terkait dengan evaluasi UMB. Terkait dengan pelaksanaan BOP-B, Kami dibantu oleh Departemen Advokasi BEM FHUI mengawal penuh pelaksanaan dari penerapan kebijakan BOP-B, dan berhasil menyelesaikan 118 dokumen permohonan yang diajukan oleh mahasiswa baru FHUI.
Pelaksanaan BOP-B dan BSAB memang perlu banyak evaluasi, baik di tataran teknis ataupun kebijakan pusat. Dalam hal ini Kami berusaha mendengar aspirasi dan curahan hati dari mahasiswa FHUI dengan mengadakan satu forum, yang menjabarkan hasil evaluasi internal tim advokasi dan menyediakan satu media untuk mahasiswa FHUI menuliskan pendapatnya tentang BOP-B dan BSAB. Dari kegiatan tersebut Kami melihat ada satu penolakan dari mahasiswa FHUI terkait dengan kebiajkan BOP_B dan BSAB, sehingga atas dasar itu Kami terus meyuarakannya di forum-forum tingkat UI.
Jadwal Baru Perkuliahan
Pada tahun 2008 mulai diberlakukan jadwal baru utuk semester genap tahun akademik 2008-2009. Kebiajkan ini memberikan banyak pengaruh terhadap kegiatan perkuliahan, seperti banyak mata kuliah yang sudah direncanakan untuk diambil harus saling berbenturan dengan mata kuliah lain, dan berpengaruh terhadap rancangan studi secara keseluruhan.
Dalam pengadvokasian kebijakan ini Kami memilih soft advokasi diawal prosesnya, karena Kami sadar bahwa ini adalah dampak dari kebiajakn Rektorat, sehingga Dekanat hanyalah merupakan pihak pelaksana dari kebijakan tersebut. Dengan soft advokasi tersebut Kami dibantu oleh Departemen Advokasi BEM FHUI menginventaris keluhan-keluhan jadwal yang berbenturan, dan membaginya kepada beberapa kelompok prioritas, dan selanjutnya disampaikan ke pihak Dekanat (dalam hal ini Ketua Sub-Bag S1 Reguler).
Proses pun terus berjalan hingga pada satu titik dimana belum semua keluhan mahasiswa diakomodir, namun jadwal tersebut tetap akan dipaksakan untuk ditetapkan. Hal ini yang membuat Kami, dari pihak mahasiswa, merasa kebijakan tersebut terlalu terburu-buru dan akan sangat merugikan mahasiswa. Oleh karena itu, Kami bersepakat untuk mengeluarkan tuntutan untuk mengembalikan jadwal ke jadwal yang lama, dan memilih untuk menaikan sedikit tekanan dalam proses advokasi.
Hal ini dilakukan bukan untuk menyerang pihak manapun atau bahkan sampai merupakan bentuk pengkhianatan terhadap proses yang sudah berjalan, tapi langkah ini dilakukan adalah semata-mata untuk menaikan posisi tawar mahasiswa yang haknya sudah dirugikan dengan kebijakan tersebut. Perlu diakui bahwa langkah tersebut membawa dampak adanya kesalahpahaman antara Kami dengan pihak Dekanat yang menjadikan hubungan sedikit renggang. Namun Kami harus terima itu sebagai resiko dari advokasi yang Kami lakukan.
Dengan lobi dan pendekatan yang Kami lakukan, akhirnya Kami (dan perwakilan mahasiswa lain pada saat itu) mengambil jalan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada case by case, dimana mahasiswa yang bersangkutan menghadap langsung kepada pihak Dekanat, dengan pendampingan dan pemantauan langsung dari tim advokasi. Sampai akhirnya permasalahan dapat diselesaikan satu per satu dan kondisi menjadi stabil kembali.
Rancangan Kerja Anggaran Tahunan
Pada tahun 2008, Rektorat mengeluarkan SK Rektor yang isinya terkait dengan Kemahasiswaan. Dalam SK tersebut ada dua hal yang mendasar, yaitu Rancangan Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) dan perubahan periode masa kepengurusan Lembaga Kemahasiswaan. Dua hal yang disebutkan diatas adalah hal baru bagi dunia kemahasiswaan FHUI. Oleh karena itu, Kami berinisiatif untuk mengadakan Rapat Koordinasi (Rakoor) dengan Lembaga Kemahasiswaan di FHUI terkait hal tersebut, dan memfasilitasi semua Lembaga Kemahasiswaan untuk menyerahkan RKAT-nya kepada Rektorat. Selain Rapat Koordinasi, Kami pun mengadakan sosialisasi kepada mahasiswa FHUI terkait kebijakan baru tersebut, sampai akhirnya kebijakan tersebut dapat dilaksanakan pada tahun 2009 ini.
Kantin Baru FHUI
Selama berkuliah di FHUI, saya merasakan masa transisi dalam perbaikan dan pembangunan Kantin. Sampai pada tahun 2008, Kantin Baru FHUI selesai dibangun, dan kemudian akan mengadakan tender untuk para penjual makanan. Pengawalan isu kantin, dari awal yang dilakukan leh BPM FHUI, adalah terkait dengan harga yang harus terjangkau oleh mahasiswa FHUI dan tempat yang bersih serta nyaman untuk makan, diskusi, atau hal lain yang membuat mahasiswa dapat melepas lelah dan penat. Dua hal itulah yang secara konsisten dikawal oleh BPM FHUI.
Awalnya Kami mengajukan usul bahwa maksimal harga makanan di Kantin Baru adalah Rp.8000,00, namun akhirnya diputuskan oleh IWK sebagai pengelola Kantin adalah sebesar Rp. 10.000,00, dengan catatan bahwa harga makanan dengan jenis yang sama di Kantin lama tidak naik banyak. Perlu dikatahui bahwa dalam seleksi pedagang tahap pertama, tidak ada satu lembaga kemahasiswaan pun yang mengetahui, baik ketentuan dan teknis pelaksanaannya. Tim seleksi pedagang baru membuka hak tersebut ke mahasiswa ketika hendak melakukan seleksi tahap kedua dengan mengadakan test food di Kantin Baru.
Pada saat itu Kami bersedia untuk membantu Dekanat untuk mengadakan test food dengan alasan bahwa mekanisme tersebut adalah cara melibatkan mahasiswa dalam penetuan kebijakan, serta mekanisme tersebut dapat memastikan harga dan kualitas makanan yang disediakan sesuai dengan keinginan mahasiswa. Selain test food, bekerja sama dengan LK2, dibuat polling untuk meminta masukan dari hasil test food  yang telah dilakukan. Dan hasil dari polling tersebut menjadi dasar terpilihnya pedagang yang akan berjualan di Kantin Baru FHUI.
Pelaksanaan enam hal baru diatas, tidak membuat Kami melupakan kewajiban utama, seperti menjaring aspirasi, melakukan pengawasan terhadap BO dan BEM FHUI, serta melakukan advokasi-advokasi terutama yang berkaitan dengan akademis mahasiswa (seperti jadwam UAS atau SIAK-NG). Dan hal tersebut membuat semua janji kampanye yang Kami sampaikan pada masa pemilihan telah terpenuhi.
Diakhir masa jabatan ini, Kami menyadari banyak hal yang belum secara maksimal Kami kerjakan sebagai perwakilan mahasiswa FHUI, namun biarlah itu menjadi satu evaluasi yang akan terus diperabaiki oleh masa kepengurusan selanjutnya. Dan semoga apa yang telah Kami persembahkan kepada mahasiswa FHUI sekalin dapat memberi kebermanfaatan yang nyata bagi dunia kemahasiswaan FHUI pada umumnya. Akhirnya Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada teman-teman sekalian atas doa dan dukungan yang diberikan sampai BPM FHUI Periode 2008-2009 dapat berjalan dengan lancar hingga akhir kepengurusannya.