Akhir-akhir ini, rakyat Indonesia dibuat semakin sulit dengan naiknya harga minyak dunia yang berdampak kepada naiknya harga BBM nasional. Dilanjutkan dengan respon kenaikan BBM yang tidak jarang berujung bentrok, aksi anarkis, atau pengrusakan fasilitas umum dan pribadi, walau ada juga respon yang dilakukan dengan damai dan cerdas sebagai bentuk dari solusi. Dan kondisi diperparah dengan kelakuan beberapa pihak yang semakin rajin menebalkan saku pribadinya dengan cara tidak halal, yaitu dengan cara KORUPSI. Apakah yang sebenarnya terjadi? Apakah sudah seharusnya kondisi ini terjadi di negara dengan populasi muslim yang tinggi?
Rentetan peristiwa diatas memang membuat sebagian masyarakat Indonesia menjalani hari-harinya dengan kondisi yang serba sulit. Namun perlu diingat, sebagian lain dari masyarakat Indonesia masih dalam kondisi perekonomian yang lebih dari cukup. Fakta inilah yang justru semakin tidak mencerminkan masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang Islami. Islam mengajarkan agar umat manusia saling tolong menolong dalam kebaikan, Firman Allah SWT menyebutkan bahwa “Dan tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa, jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” (Q.S. Al-Maidah :2). Dan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda “barangsiapa yang memiliki kelebihan kendaraan, hendaklah ia memperhatikan orang-orang yang tidak memiliki kendaraan. Barangsiapa yang memiliki kelebihan bekal, hendaklah ia memperhatikan orang yang tidak mempunyai bekal.” (H.R. Muslim dan Sa’id Al-Khudri), dan “Bukanlah orang yang beriman, orang yang dalam keadaan kenyang sedangkan tetangganya berada di sisinya dalam keadaan kelaparan." (HR. Bukhari dalam Al Adabul Mufrad). Dari petikan Firman Allah SWT dan Sabda Rasulullah SAW terlihat bahwa Islam mengajarkan konsep tolong menolong yang luar biasa indahnya, dimana Allah SWT berfirman dalam Al-Quran yang memerintahkan umat Islam untuk saling tolong menolong dan dikuatkan oleh Rasulullah SAW untuk saling berbagi serta dilakukan mulai dari lingkungan terdekat setelah keluarga, yaitu tetangga. Alangkah indahnya apabila konsep tersebut diresapi dengan penuh oleh setiap umat Islam di negeri ini, dan niscaya keadaan yang serba berat sekarang ini akan terasa sangat ringan karena dihadapi secara bersama-sama dan Allah SWT pun akan menurunkan pertolongannya kepada umat-Nya yang beriman.
Aksi anarkis sebagai bentuk tanggapan terhadap kenaikan BBM merupakan bukti betapa lemahnya persatuan dan rasa persaudaraan di dalam masyarakat Indonesia . Selain itu, apa yang dikerjakan sungguh bukanlah suatu solusi karena menanggapi kenaikan BBM dengan pengrusakan dan penciptaan suasana yang tidak nyaman hanya akan memperburuk suasana dan sama sekali tidak membuat masyarakat lepas dari kesulitannya. Dalam Islam sangat membenci orang-orang yang dalam bahasa sehari-hari biasa disebut sebagai orang yang cuma ngomomg doang, seperti yang tertuang dalam Firman Allah SWT “Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (Q.S. Al-Shaff : 2-3). Dari Firman tersebut, dapat tergambar bahwa Islam mengajarkan kita untuk bisa menjadi bagian dari solusi atas sebuah permasalahan, dan tidak hanya bergerak dalam tataran wacana atau perkataan semata, namun langsung melakukan apa yang telah kita katakan.
Korupsi, merupakan satu kata yang mendadak populer pasca lengsernya rezim orde baru. Kata ini memiliki sifat tersendiri, yaitu sangat dirasakan keberadaannya, berdampak besar ke masyarakat, namun sulit seakan sulit untuk diungkap dan dibuktikan. Dalam Islam, jelas bahwa korupsi adalah hal yang dilarang. Korupsi dilandasi oleh tidak adanya kejujuran dari para pelakunya, untuk hal tersebut Allah berfirman “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasulnya.”(Q.S. Al-Anfaal : 27). Selain itu, korupsi juga merupakan bentuk dari kemalasan seseorang dalam berusaha atau bekerja, Allah SWT berfirman “ Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaan itu.”(Q.S. At-Taubah: 105). Dan korupsi merupakan bentuk dari ketidakmampuan seseorang untuk mensyukuri nikmat Allah SWT, padahal Allah SWT telah berfirman “Sesungguhnya juka kamu bersyukur, Kami akan menambah (nikmat) kepadamu. Dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya siksa-Ku sangat pedih.” (Q.S. Ibrahim: 7). Dapat dipahami apabila kondisi sekarang memaksa seseorang untuk mendapatkan pendapatan lebih, namun apakah pendapatan tersebut harus didapat dari pekerjaan yang haram? Tentu seluruhnya dari kita akan menjawab tidak. Keharusan manusia untuk bekerja sudah dicontohkan dalam kisah perjalanan Nabi Allah SWT. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Nabi Adam as. mencari nafkah dengan bercocok tanam, Nabi Daud as. seorang tukang pandai besi, Nabi Nuh as. seorang tukang kayu, Nabi Idris as. seorang penjahit, Nabi Musa as. seorang pengembala, dan Nabi Muhammad SAW pada masa mudanya juga penggembala dan bahkan setelah menjadi Rasul beliau masih sering memberi makan untanya, menambal sandal, menjahit pakaian, dan menggiling gandum, serta belanja ke pasar dan membawanya sendiri.
Sungguh konsep Islam sebenarnya telah mengajarkan bagaimana jalan keluar bagi permasalahan hidup yang terjadi sekarang ini. Dari penjabaran konsep Islam dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi, nampak jelas bahwa apa yang terjadi sekarang ini adalah akibat dari tidak dijalankannya ajaran Islam secara penuh, sehingga tidak jarang negara ini mendapat sentilan peringatan berupa bencana alam atau virus penyakit. Kondisi negara Indonesia yang serba sulit ini bukanlah hal yang mustahil untuk diselesaikan, karena pada hakikatnya Allah SWT atidak akan menurunkan cobaan yang melebihi kemampuan umat-Nya. Saling tolong menolong, saling berbagi, berusaha menjadi solusi dari permasalahan, selalu bersikap dan tidak hanya berkata-kata, bersikap jujur, dan giat bekerja adalah perwujudan sikap yang sangat logis dilakukan oleh seorang manusia. Sekarang hanya tinggal kemauan dari kita semua untuk mengekspresikan konsep Islam tersebut dalam kegiatan sehari-hari.
Saudaraku, masa muda adalah masa dimana banyak kesempatan yang mendekat dan akan sangat rugi untuk tidak dicoba, maka lakukanlah hal-hal yang positif dan janganlah hanya berdiam dan terhipnotis dengan kesenangan pribadi yang hanya memenuhi kebutuhan pribadi. Ekspresikanlah Islam dalam kegiatan sehari-hari kita, dan niscaya Allah SWT akan selalu melindungi langkah usaha kita berjuang dijalan-Nya. Jadilah orang yang selalu bermanfaat bagi orang lain dan kelak Allah SWT akan mengabulkan janjinya, sesuai dalam firman-Nya “adapun orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni surga.” (Q.S. Al-Baqarah: 82).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar