Munir Said Thalib atau dengan cak Munir ia biasa disapa,,
seorang pejuang HAM sejati yang pernah dimiliki Indonesia..
sudah cukup banyak jasanya untuk rakyat tertindas,,
sudah cukup disegani keberaniannya mengungkap kebobrokan birokrat atas.
namun,, karena jasa dan keberaniannya itulah ia harus rela untuk dilepas..
nampaknya Tuhan terlalu sayang kepada ciptaan-Nya yang satu ini,,
hingga dalam usia hampir 39, Tuhan pun memanggilnya kembali...
ya, 7 september 2004
hari dimana ia harus pergi,
meninggalkan semua perjuangannya,
meninggalkan semua hasil karyanya...
ketiadaannya,
meninggalkan tanda tanya luar biasa,,
zat arsenic berhasil ditemukan dalam tubuhnya
zat mematikan itu, dengan terpaksa, harus bersemayam dalam tubuhnya..
ada apa ini sebenarnya?
Persidangan demi persidangan digelar demi sebuah keadilan
terakhir,, 31 desember 2008,, muchdi PR menjadi pesakitan diruang sidang..
namun apa yang terjadi?
Hakim pun mengetuk palu kebebasan...
Aku sering diancam
Juga teror mencekam
Kerap ku disingkirkan
Sampai dimana kapan?
Ku bisa tenggelam di lautan
Aku bisa diracun di udara
Aku bisa terbunuh di trotoar jalan
Aku bisa dibuat menderita
Aku bisa dibuat tak bernyawa
Dikursi listrikkan ataupun ditikam
Tapi aku tak pernah mati
Tak akan berhenti..
(lirik ERK : “Di udara”)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar