udah biasa kalo ngeliat orang ngeluh,
udah biasa kalo ngeliat orang nyerah,
dan udah biasa juga kalo ngeliat orang terus meratapi nasibnya.
pada dasarnya manusia itu diciptakan untuk diuji, karena secara alamiahnya juga seseorang itu ga akan berkembang kalo bukan dia sendiri yang berusaha mengembangkan diri, yang salah satu caranya adalah dengan melewati ujian demi ujian yang ada. seharusnya ujian udah bukan lagi barang mewah buat manusia, karena pada dasarnya hidup juga adalah ujian. tapi, ujian itu juga pake kira-kira, ga akan ada ujian yang dikasih diluar kuasa atau kemampuan manusia tersebut.
kalo di sekolah kan ujian itu bikin naik kelas. dalam kehidupan juga sama, ujian menjadi sarana untuk meningkatkan level manusia, terutama dalam hal kedewasaan dan pengalaman. makin banyak pengalaman seseorang, dia akan punya tingkat kematangan dalam bertindak, jadi tingkat tanggung jawabnya pun makin meningkat.
ujian bisa dateng kapan aja, bahkan tanpa disadari sekalipun. dari waktu jalan sendirian malem-malem di tempat sepi, sampe lagi di ruang tv bareng keluarga, ujian buat manusia bisa aja terjadi. banyak yang menganggap kalo ujian itu pasti memberatkan. tapi ternyata, rejeki yang kita dapet, yang membuat kita senang, itu juga ujian. sifat dasar manusia untuk lupa atau khilaf, tapi sejatinya itulah ujiannya. harta yang melimpah sangat mungkin membuat orang khilaf, terlena dengan kesenangan pribadinya dan akhirnya lupa siapa sebenarnya yang menurunkan rejeki itu.
udah ga jarang, banyak yang bicara bahwa "ga ada manusia yang sempurna", tapi sejatinya manusia diciptakan sempurna dengan akal pikiran dan perasaannya. dengan akal pikiran seorang manusia bisa berpikir, menciptakan sesuatu yang baru demi kemaslahatan umat. dan dengan perasaan manusia mampu merasakan, memilah mana yang baik dan mana yang buruk.
sudah bukan saatnya lagi Kita memakai dalih ketidaksempurnaan itu menjadi tameng bagi keluhan atau keputusasaan yang sering Kita ucapkan. terlalu banyak modal yang ada pada diri tiap manusia. bukan hanya uang, bukan juga aset yang terlanjur melimpah, tapi akal pikiran dan perasaan. jangan pernah berpikir hidup ini hanya milik satu orang saja, saya, kamu, atau dia. tapi hidup dan waktu ini milik kita bersama.
bermanfaat bagi sesama sudah menjadi visi wajib setiap manusia. jangan biarkan waktu ini berbalik menggerus setiap harapan dan cita-cita yang teridamkan. jadikan senyum mereka adalah senyum kita juga, dan pedih mereka pedih kita juga. terus berjuang dan bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar